Tips Agar bekerja bernilai ibadah
Kita ketahui bahwa di dalam Islam, ibadah dibagi menjadi dua berdasarkan jenisnya, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah secara langsung kepada Allah. Ibadah mahdhah memiliki empat prinsip, yaitu :
1. keberadaan ibadah tersebut berdasarkan dalil yang jelas,
2. tata cara pelaksanaannya berdasarkan tata cara yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,
3. di atas jangkauan akal (bersifat supra rasional),
4. berazas ketaatan (kepatuhan atau ketaatan adalah hal yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini).
Secara sederhana, ibadah mahdhah dapat dipahami sebagai ibadah ritual. Rumus dari ibadah mahdhah adalah karena Allah dan sesuai syariat. Contoh ibadah mahdhah, antara lain wudhu, tayammum, azan, iqamat, shalat, puasa, dan haji.
Jenis ibadah yang kedua adalah ibadah ghairu mahdhah, yaitu ibadah yang di samping berhubungan dengan Allah SWT juga melibatkan interaksi dengan sesama manusia dan makhluk lain.
Sebagaimana ibadah mahdhah, ibadah ghairu mahdhah pun memiliki 4 prinsip. Keempat prinsip tersebut adalah:
1. tidak ada dalil yang melarang,
2. pelaksanaannya tidak harus selalu berpola pada contoh Nabi Muhammad,
3. bersifat rasional, dan
4. berazas manfaat (sepanjang membawa manfaat, boleh dilakukan).
Rumus dari ibadah ghairu mahdhah adalah berbuat baik karena Allah.
Bentuk-bentuk ibadah ghairu mahdhah tidak terbatas. Sepanjang itu perbuatan baik yang membawa manfaat dan dilakukan karena Allah, maka perbuatan tersebut Insya Allah bernilai ibadah. Di antara lautan bentuk ibadah ghairu mahdhah, bekerja adalah salah satunya. Ya, bekerja sebagai ibadah. Bahkan, bentuk ibadah ini memiliki kedudukan yang sangat mulia di dalam Islam.
Al-Qur’an banyak menerangkan perintah untuk bekerja, antara lain Surat At- Taubah: 105,
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Qashash: 26,
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".
dan Al Jumuah: 10.
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyampaikan yang intinya adalah kelelahan karena mencari nafkah dapat menghapus dosa yang bahkan dosa tersebut tidak dapat dihapus dengan shalat, puasa, zakat, dan haji. Mencari nafkah tentu sama dengan bekerja. Masih banyak hadis lain yang menerangkan kewajiban untuk bekerja.
Hanya saja, agar bekerja dapat bernilai ibadah, tentu ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Sebab, tidak mungkin jenis pekerjaan yang bertentangan dengan akidah dan syariat Islam dapat memiliki nilai ibadah di dalamnya.
Syarat-syarat yang mesti dipenuhi untuk menjadikan bekerja sebagai ibadah, antara lain sebagai berikut:
1. Niat yang benar
Bekerja akan bernilai ibadah jika niatnya lurus ingin mencari nafkah karena Allah. Jangan sampai kita bekerja niat kita terbatas pada urusan dunia semata-mata, atau bahkan ada niat tidak baik yang melandasi kita dalam bekerja.
2. Bekerja dilakukan dengan cara yang benar
Ketika kita sudah memiliki niat yang lurus dalam bekerja, tetapi cara yang kita lakukan tidak benar, pekerjaan kita tentu tidak akan mendapatkan nilai ibadah.
Misalnya, kita meniatkan kerja karena Allah, tetapi di lingkungan kerja kita melakukan hal-hal yang tidak terpuji, seperti menerima suap, melakukan korupsi, atau mengambil milik orang lain.
3. Jenis pekerjaan yang baik
Bekerja kita dipastikan tidak akan menjadi ibadah jika pekerjaan kita adalah jenis pekerjaan buruk yang dilarang oleh agama.
4. Perilaku yang terjaga
Kita dapat menjadikan bekerja sebagai ibadah, salah satunya dengan menjaga perilaku ketika bekerja. Melakukan hal-hal yang berdosa, seperti bergunjing, melakukan ghibah, menjegal rekan kerja, menjilat atasan, menginjak bawahan, tentu akan merusak nilai ibadah dari aktivitas bekerja.
5. Dilakukan dengan tulus dan ikhlas
Salah satu syarat ibadah diterima Allah SWT adalah harus ikhlas. Demikian pula dengan bekerja. Agar dapat bernilai ibadah, bekerja harus dilakukan dengan ikhlas.
Semoga kita semua bisa menjadikan pekerjaan kita sebagai salah satu bentuk beribadah kepada Allah SWT.
Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu.
Growing Together
Growing Together.
Iyak, benar sekali yang dikatakan Ibu Lina siang tadi. Kepingin menjadikan sebuah tempat sebagai pusat berkegiatan masyarakat sekitar. Tepatnya di Komplek Perumahan Lucky Arya Residen 2, Fajaragung Barat Kecamatan Pringsewu. Mulanya diundang menjadi salah satu kontributor kegiatan di teras rumahnya yang menurut informasi sudah delapan kali pertemuan dengan anak-anak lingkungan selama masa pandemi covid-19. Sebenarnya masih tersimpan perasaan cemas jika mengikuti pemberitaan di banyak media, baik cetak maupun elektronik. Bagaimana tidak, setiap saat jumlah kasus terus bertambah, dari hari ke hari, minggu ke minggu hingga saat ini. Ratusan ribu pasien positif terkonfirmasi Covid-19.
Anjuran dari Pemerintah yang seharusnya diindahkan untuk ditaati, ternyata masih banyak warga yang menganggap ini hal biasa saja. Alhasil, yah banyak orang yang awalnya sehat-sehat saja, waras-wiris, menjadi positif karena terpapar wabah. Dampaknya banyak, tidak hanya dari sektor perekonomian saja, bahkan hingga ke hampir semua lini menjadi lumpuh tak berdaya. Dunia pendidikan juga merenggut semangat generasi muda di negeri ini untuk menempuh pendidikan di rumah saja. Rasa bosan, jenuh, dan kangen bermain bersama teman-teman tentunya sudah sangat memuncak dirasakan oleh sebagian besar para murid/anak-anak sekolah. Karena beberapa bulan terakhir semenjak diberlakukan belajar dari rumah dan bekerja dari rumah terhitung sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini aktifitas dibatasi dan anjuran menjaga kebersihan, kesehatan, serta menjaga jarak (Protokol Kesehatan). Namun, yang namanya anak-anak tentu perlu penyesuaian yang ekstra dalam hal ini, yang orang dewasa saja masih banyak yang tidak mengikutinya.
Ahad pagi pukul 09:18 waktu setempat, sudah banyak anak-anak yang ternyata menanti kedatangan Motor Matic pengusung buku-buku bekas. Awalnya sudah dikontak langsung oleh Aha, (sebutan akrab suami ibu Lina) bahawa di teras rumahnya setiap hari Jum'at dan Sabtu ada kegiatan belajar bersama yang digawangi oleh Kak Ara dan Ibu Lina. Sesuai jadwal, hari Jum'at anak-anak belajar mambaca bagi anak-anak yang memang belum lancar membacanya. Kemudian di hari Sabtu Kak Ara mengajari English Class, diperuntukkan kepada siswa-siswi kelas 2-6 SD. Nah, pas di hari Ahad sebenarnya belum ada jadwal khusus, tapi keinginan mengajak kolaburasi dengan Matic Pustaka sudah tercetus beberapa hari lalu. It's OK, karena memang sudah beberapa bulan tidak keliling dan hanya keluar masuk rak, buku-buku koleksi Matic Pustaka akhirnya bisa keluar markas juga. Walaupun di rumah juga sudah diselenggarakan untuk siapa saja yang hendak membaca dan belajar, namun karena masih dalam suasana pandemi kebanyakan warga merasa takut dan khawatir. Ya sudah, berangkat saja keliling. Sekalian hiburan di hari libur bersama anak-anak komplek. Kali pertama melakukan pelayanan setelah off beberapa bulan, rasanya terbayar sudah. Namun belum menemukan titik kepuasan, perlu dibuatkan kegiatan yang inovatif dan kreatif lagi agar daya nalar serta semangat belajar anak-anak semakin joss gandos kalau kata AHa.
Sementara dari Ibu Lina menambahkan, kegiatan ini memang seharusnya terus dilakukan dan tidak bisa secara sendiri-sendiri. Kita harus mengajak/menggandeng berbagai unsur atau komunitas, baik swasta maupun Pemerintah (yang mau dan peduli saja). Jika pun tidak ada yang mau kita akan tetap bergerak semampunya. Growing together.
(Amd-MP)
Label:
Kegiatan,
Pendidikan,
Pringsewu